Ini Tugas saya sebelum UAS kemarin, sengaja saya share semoga bermanfaat untuk teman-teman semua, amin.
RANGKUMAN
Psikologi
Pendidikan
Nur Indah Islamiyah
NIM: 118554***
Pendidikan Akuntansi 2011 A
Universitas Negeri Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Pengertian psikologi: ilmu yang
mengkaji kompleksitas manusia. Antara lain proses mental, perilaku, dan
pengalaman-pengalaman yang dialaminya yang mempengaruhi dirinya sebagai
individu yang utuh.
2.
Pengertian pendidikan: usaha sadar untuk
menyiapkan peseta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan dan peranannya di masa yang akan datang.
3.
Pengertian psikologi pendidikan: suatu ilmu
yang menggabungkan 2 disiplin ilmu, yaitu psikologi dan pendidikan, dan
terutama menekankan pada pengunaan metode-metode psikologi dalam proses
belajar.
4.
Kajian psikologi pendidikan: proses
pembelajaran, belajar, dan lingkungan.
5.
Tujuan psikologi pendidikan: agar para
pendidik terutanma guru sekolah memiliki pengetahuan psikologi pendidikan,
sehingga dapat mendidik melalui proses pembelajaran yang berdaya guna dan
berhasil guna. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan berperan penting dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1.
Pengertian pertumbuhan: hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
2.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a.
Faktor sebelum lahir, contoh: kekurangan nutrisi pada
janin dan ibu.
b.
Faktor saat lahir, contoh: pendarahan pada kepala bayi.
c.
Faktor setelah lahir, contoh: infeksi pada otak
d.
Fakor psikologis, contoh: kurang kasih sayang orang tua.
3.
Pengertian perkembangan:
perubahan-perubahan prograsif dalam organisasi organisme, dan adaptif sepanjang
hidupnya (Schneirla, 1957).
4.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan: nurture (faktor
lingkungan atau pengaruh pengasuhan) dan nature (sifat bawaan atau genetis).
5.
Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan:
a.
Hukum Cephalocoudal: pertumbuhan fisik dimulai dari
kepala ke arah kaki
b.
Hukum Proximodistal: jantung, hati, dan alat-alat
pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.
c.
Hukum tempo dan ritme perkembangan
d.
Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
e.
Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan
perkembangan.
BAB III
PERKEMBANGAN InDIVIDU
1.
Perkembangan fisik
a.
Masa kanak-kanak: hilangnya ciri-ciri erut yang menonjol,
kaki dan tubuh berkembang lebih cepat dari kepala
b.
Masa pra remaja: tumbuh lebih lambat dibandingkan ketika
kanak-kanak, perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulang dan kerangka.
c.
Masa remaja: mengalami pubertas (kematangan berproduksi).
2.
Perkembangan kognitif Piaget
Tahap-Tahap
|
Usia
|
Kemampuan
|
Sensori-motorik
|
0-2 tahun
|
Belum memiliki konsep
permanensi obyek
|
Pra-operasional
|
2-7 tahun
|
Mampu menggunakan simbol-simbol
yang menggambarkan obyek ang ada di sekotarnya, berpikir masih egosentris dan
terpusat.
|
Operasional konkrit
|
7-11 tahun
|
Mampu berpikir logis,
memperhatikan lebih dari satu aspek sekaligus dan menghubungkannya, kurang
egosentris, belum bisa berpikir abstrak
|
Operasional formal
|
11
tahun-dewasa
|
Mampu berpikir abstrak, dapat
menganalisis masalah ilmiah dan menyelesaikan masalah.
|
3.
Perkembangan bahasa Vigotsky:
a.
Usia 1 tahun dalam waktu pendek dapat merespon kata-kata
seperti ya atau tidak
b.
Usia 1,5-2 tahun menguasai 24-200 kata
c.
Masuk sekolah dasar memahami 8000 kata dan dapat
menggunakan sekitar 4000 kata dalam kata-kata mereka.
4.
Perkembangan sosio-emosional:
a.
Masa kanak-kanak: tumbuh dari hubungan yang erat dengan orang
tua atau pengasuh.
b.
Masa pra remaja: hubungan antar teman menjadi sangat
penting.
c.
Masa remaja: cenderung berpikir tentang apa yang terjadi
pada pikiran seseorang dan mempelajari dirinya sendiri.
5.
Perkembangan moral Piaget:
a.
Heteronomous
morality: anak-anak tunduk pada peraturan yang berlaku tanpa penilaian dan
penalaran, semata-mata menghindari hukuman.
b.
Autonomous
morality: 7-12 tahun, menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya.
BAB IV
TEORI-TEORI BELAJAR
1.
Behaviorisme: manusia bagaikan kertas kosong
sehingga dapat diubah sesuai keinginan si pengbah, manusia itu pasif. Kajian
dari teori ini adalah benda-benda atau hal-hal yang diamati secara langsng ,
yaitu rangsangan/stimulus dan respon.
2.
Tokoh aliran behaviorisme:
a.
Teori Pavlov: belajar responden.
b.
Teori Thorndike: belajar sebagai proses pemecahan
masalah, pelajar harus diberi persoalan.
c.
Teori Skinner: tteori belajar operant conditioning, reinforcemen sebagai unsur penting dalam belajar,
menekankan hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya.
3.
Kognitif: belajar adalah hasil dari usaha kita
untuk dapat mengerti dunia.
4.
Tokoh aliran kognitif:
a.
Teori Observational Learning Bandura: belajar melalui
pengamatan
b.
Teori Discovery Learning Bruner: inti dari belajar adalah
bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan melakukan transformasi informasi
secara aktif
c.
Teori Reception Learning David Ausubel: siswa membutuhkan
motivasi eksternal dalam mengerjakan tugas-tugas kognitif, yang paling penting
dalam mempengaruhi belajar adalah apa yang diketahui siswa.
d.
Teori Belajar Konstruktif dan Kooperatif: Piaget dan
Viotsky menyarankan untuk belajar kelompok dengan kemampuan anggota yang
berbeda untuk mengupayakan perubahan konseptual.
e.
Belajar Tuntas: pola pengajaran terstruktur yang
bertujuan untuk mengadaptasi pengajaran klasikal dengan memberi perhatian yang
berbeda antar siswa, terutama kecepatan dalam belajar.
5.
Humanistik: tiap individu memiliki tujuan subyektif
mereka sendiri.
6.
Tokoh-tokoh Humanistik:
a.
Arthur Combs: yang penting dari suatu pengajaran adalah
bagaimana membawa siswa untuk memeproleh makna bagi dirinya sendiri.
b.
Abraham Maslow: teori kebutuhan yang digambarkan dalam
piramid, puncak piramid adalah aktualisasi diri.
c.
Carl Roger: pendidikan seharusnya mencoba untuk membuat
belajar dan mengajar lebih manusiawi, personal, dan berarti.
BAB V
BELAJAR
1.
Pengertian belajar: tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.
2.
Tujuan belajar: mengadakan perubahan di dalam
diri antara lain tingkah laku, mengubah kebiasaan buruk menjadi baik, mengubah
sikap negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, meningkatkan
keterampilan atau kecakapan, menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
3.
Ciri-ciri belajar: perubahan yang
terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif,
perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, perubahan
mencakup selurh tingkah laku.
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:
a.
Faktor dari luar diri pelajar: contoh: keadaan udara,
suhu, tempat, waktu, cuaca, alat-alat yang digunakan, dan sebagainya.
b.
Faktor dari dalam diri pelajar: intelegensi/kecerdasan,
aptitude/bakat, emosi, motif, kebutuhan, dan motivasi.
BAB VI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
1.
Tuna grahita: anak yang secara nyata mengalami
hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di bawah
rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi
maupun sosial, sehingga membutuhkan layanan khusus.
2.
Penggolongan tuna grahita: tuna grahita
ringan (IQ 70-55), tuna grahita sedang (IQ 55-40), tuna grahita berat (IQ
40-25), tuna grahita berat sekali (IQ <25).
3.
Anak-anak cacat fisik: cacat yang disebabkan
oleh kecelakaan dan cacat fisik yang dibawa sejak dalam kandungan.
4.
Anak berkebutuhan khusus karena kesulitan menggunakan
bahasa dalam komunikasi:
a.
Disleksia: kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata
atau simbol-simbol tulis.
b.
Disgrafia: kesulitan menulis.
c.
Diskalkulia: kesulitan menghitung.
d.
Lamban elajar: memiliki nilai rata-rata pelajaran <6
dan hasil tes IQ berkisar 70-90.
e.
Gangguan emosi dan perilaku
f.
Gangguan komunikasi.
g.
Gangguan gerakan anggota tubuh.
5.
Anak berkebutuhan khusus karena gangguan panca
indera:
a.
Tuna netra: anak yang mengalami gangguan penglihatan,
berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, meski telah diberi pertolongan dengan
alat-alat khusus namun tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
b. Tuna rungu: anak
yang mengalami gangguan pendengaran sehingga tidak atau kurang mampu
berkomunikasi secara verbal dan memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
c.
Tuna daksa: anak yang mengalami kelainan yang menetap
pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sehingga memerlukan kebutuhan khusus.
6.
Anak berbakat / anak “gifted”: mereka yang
diidentifikasi oleh orang-orang profesional, dimana anak tersebut karena
kemampuannya yang sangat menonjol, memberikan prestasi yang tinggi .
7.
Tanda-tanda anak berbakat: kemampuan
intelegensi sangat tinggi (IQ>120), bakat istimewa dalam bidang tertentu
(bahasa, matematika, seni, dll), kreativitas yang tinggi saat berfikir,
kemampuan memimpin yang menonjol, prestasi istimewa di bidang seni atau
lainnya,
8.
Pelayanan bagi anak berbakat:
menyelenggarakan program akselerasi, home-schooling,
menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual,
membangun kelas khusus, mentorship.
9.
The
Three Rings Conception of
Renzulli: menyatakan ciri-ciri anak berbakat ada 3, yaitu: kemampuan di atas
rata-rata, tanggung jawab pada tugas, dan kreatifitas.
BAB VII
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
1.
Pengertian diagnosis kesulitan belajar: suatu proses
upaya untuk memahami janis dan karakteristik serta latar belakang
kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun berbagai informasi selengkap mungkin
sehingga mempermudah dalam mengambil kesimpulan guna mencari alternatif
kemungkinan pemecahannya.
2.
Jenis-jenis kesulitan belajar: gangguan
perhatian pada-anak, distrakbilitas, implusif (bertindak tanpa mempehatikan
akibat), kurang ulet, selalu berubah, inkoordinasi (sulit melakukan kegiatan
motorik halus).
3.
Mengidentifikasi kasus kesulitan belajar: metode criterion referenced (dengan menetapkan
nilai batas lulus) dan metore norm
references (membandingkan nilai prestasi masing-masing siswa dengan nilai
rata-rata kelas)
4.
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
(menurut Burton, 1952):
a.
Faktor dari dalam: kelemahan fisik (cacat, sakit),
kelemahan mental (cacat mental, kurang semangat), kelemahan emosional (rasa
tidak aman, phobia), kebiasaan yang salah, tidak memiliki keterampilan dan
pengetahuan dasar yang diperlukan (membaca, menghitung, dsb)
b.
Faktor dari luar: kurikulum yang seragam, bahan dan buku
sumber tidak sesuai dengan kematangan, beban belajar-mengajar terlalu berat
bagi siswa dan guru, populasi siswa terlalu besar dalam kelas, terlalu banyak
terlibat dalam kegiatan ekstra, kurang gizi.
5.
Penyelesaian kasus kesulitan belajar:
a.
Hyperlink dan multimedia
b.
Akomodasi ruang kelas: melengkapi ruang kelas pada
umumnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa.
BAB VIII
BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)
1.
Pengertian bimbingan: proses bantuan
yang bertujuan agar seseorang / kelompok orang yang dibimbing mampu menghadapi
tugas-tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran
dan kebebasan itu dalam membuat plihan-pilihan secara bijaksana, serta
mengambil tindakan penyesaian diri secara memadai.
2.
Pengertian konseling: serangkaian
kegiatan paling pokok bimbingan dalam usaha membantu klien secara tatap muka,
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khuus. (Andi Mapiare, 1984)
3.
Tujuan BK secara umum: membantu siswa
mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri
dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan
tuntutan kerja.
4.
Tujuan BK secara khusus: membantu siswa
agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial,
belajar, dan karier.
5.
Fungsi BK:
a.
Fungsi pemahaman: menghasilkan pemahaman peserta didik
tentang diri dan lingkungnnya.
b.
Fungsi pencegahan: mencegah siswa menemui permasalahan yang
mengganggu perkembangannya.
c.
Fungsi perbaikan: membantu peserta didik mengatasi
masalah yang dihadapi.
d.
Fungsi pemeliharaan: menjaga perilaku peserta didik yang
sudah baik agar tidak rusak kembali
e.
Fungsi pengembangan: mengembangkan potensi siswa.
f.
Fungsi penyaluran: membantu siswa merencanakan karier.
g.
Fungsi penyesuaian: membantu siswa menyesuaikan diri.
h.
Fungsi adaptasi: membantu staf sekolah mengadaptasikan
program pengajaran dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.
6.
Prinsip BK: bimbingan berfungsi untuk
membantu siswa memecahkan masalah, bimbingan hendaknya befokus pada individu
yang dibimbing, bimbingan diarahkan pada individu yang memiliki karakteristik
tersendiri sehingga dibutuhkan pemahaman keberagaman siswa oleh siswa, jika
masalah tidak dapat diselesaikan tim BK sebaiknya dilimahkan pada ahlinya atau
pihak yang berwenang, kegiatan BK dimulai dengan identifikasi kebutuhan siswa,
bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai kebutuhan siswa, pelaksanaan Bk
hendaknya dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan
dan dapat bekerja sama dengan lembaga uar yang relevan, ada evaluasi untuk
hasil kegiatan BK.
7.
Asas BK: kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,
kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani.
8.
Jenis-jenis layanan dalam BK:
a.
Layanan orientasi: memberi pemahaman pada siswa baru
tentang lingkungan sekolah.
b.
Layanan informasi: membekali orang lain dengan informasi
sesuai kebuuhan untuk mengembangkan diri.
c.
Layanan penempatan: membantu siswa memilih berbagi
program sekolah, ekstrakurikuler, penjurusan, dll.
d.
Layanan pembelajaran: membantu siswa mengembangkan sikap
dan kebiasaan yang baik.
e.
Layanan konseling perorangan.
f.
Layanan bimbingan kelompok.
g.
Layanan konseling kelompok.
Daftar Pustaka:
. Nursalim, Mochamad dkk
.2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar