By: Islamiyah
Indah
Copas from
Mayara Magazine Dec’08
Ketahuilah bahwa sebaik-baik kita adalah menjaga lidah dari
semua penyakitnya seperti ghibah, namimah, dusta, debat, dan lainnya. Kemudian kita
berbicara dengan hal yang mubah, yang tidak berbahaya bagi diri kita dan orang
lain. Tetapi jika kita berbicara tentang sesuatu yang tidak perlukan dan tidak
bermanfaat bagi diri kita , maka berarti kita menyia-nyiakan waktu, kita akan
dihisab atas perbuatan lidah kita dan berarti kita telah mengganti yang lebih
baik dengan yang lebih rendah. Kalau kita pergunakan waktu bicara tersebut
untuk berpikir bisa jadi kita akan mendapatkan limpahan rahmat Allah SWT pada
saat tafakkur sehingga sangat besar manfaatnya. Sekiranya kita memuji Allah
SWT, menyebut dan mengagungkan-Nya niscaya hal itu lebih baik.
Diamnya orang mukmin hendaknya merupakan tafakkur ,
penglihatnnya merupakan pengambil pelajaran, dan ucapannya merupakan dzikir. Modal
seorang hamba adalah waktunya. Bila dipergunakan untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat baginya dan tidak tidak dipakai untuk menimbun pahala untuk akhirat,
maka sesungguhnya kita telah menyi-nyiakan modal itu. Oleh sebab itu Rasulullah
SAW bersabda,
“termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia
meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Mujahid r.hu berkata, aku mendengar Ibnu Abbas r.hu berkata, “tujuh
hal lebih aku cintai ketimbang dirham yang diwakafkan, yaitu:
1. Janganlah kamu mengatakan sesuatu
yang tidak bermanfaat bagi kita, karena sesungguhnya ia merupakan kelebihan
(dalam pembicaraan) dan kita tidak aman dari dosa.
2. Janganlah kita mengatakan sesuatu
yang bermanfaat bagi kita tetapi tidak menempatkan pada tempat (yang sesuai),
karena bisa jadi orang berbicara tentang sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
tetapi dia meletakkan tidak pada tempatnya sehingga dia berdosa.
3. Janganlah kita mendebat orang yang
santun dan orang yang bodoh karena orang yang santun akan membencimu dan orang
bodoh akan menyakitimu.
4. Sebutlah saudaramu apabila tidak ada
dihadapanmu dengan sesuatu yang kita juga ingin agar dia menyebutnya untuk diri
kita.
5. Maafkanlah dia dari kesalahan yang
kita juga ingin dia memaafkan kita darinya.
6. Perlakukanlah saudaramu dengan
sesuatu yang kita sendiri ingin agar dia memperlakukan kita dengannya.
7. Dan perbuatlah perbuatan seseorang
yang mengetahui bahwa dirinya akan diganjar dengan kebaikan dan disiksa dengan
hal yang haram.
Batasan perkataan yang tidak bermanfaat bagi kita ialah kita
mengatakan suatu pembicaraan yang sekiranya kita tidak mengucapkannya maka kita
tidak berdosa dan tidak membahayakan keadaan atau harta.
Termasuk dalam pembicaraan yang tidak bermanfaat bagi kita
adalh kita bertanya kepada orang lain tentang sesuatu yang tidak bermanfaat
bagi kita, karena dengan pertanyaan itu berarti kita menyi-nyiakan waktu kita
dan kita telah memaksa teman untuk menjawabnya sehingga dia pun terbawa kepada
hal-hal yang sia-sia. Ini jika hal yang ditanyakan tidak mengandung penyakit,
padahal sebagi abesar pertanyaan mengandung penyakit. Jika kita bertanya kepada
orang lain tentang ibadah misalnya lalu kita tanyakan “apakah anda puasa?” jika
dia menjawab “iya”, maka dia telah menampakkan ibadahnya sehingga ibadahnya
ditutupi riya’. Jika tidak disusupi riya’ pun maka ibadahnya pun tidak dalam
kategori yang rahasia, padahal ibadah yang sembunyi-sembunyi itu lebih utama
beberapa derajat ketimbang ibadah terang-terangan. Jika menjawab “tidak” maka
berarti dia berdusta. Jika diam saja maka dia berarti meremehkan dan menyakiti
kita. Demikian juga pertanyaan kita tentang berbagai kemaksiatan, tentang
setiap hal yang disembunyikan atau tentang sesuatu yang dia malu karenannya.
Obat semua hal tersebut adalah mengetahui bahwa kita akan dimintai
pertanggungjawaban atas setiap kata yang diucapkan, bahwa nafasnya adalah
moral, dan lidahny adalah jaring yang bisa dipakai untuk mendapatkan bidadari surga, sehingga
menyia-nyiakan hal tersebut adalah kerugian yang nyata. Wa-allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar