Rabu, 27 Juni 2012

TINGGALKAN PEMBICARAAN YANG TIDAK BERGUNA


By: Islamiyah Indah
Copas from Mayara Magazine Dec’08

Ketahuilah bahwa sebaik-baik kita adalah menjaga lidah dari semua penyakitnya seperti ghibah, namimah, dusta, debat, dan lainnya. Kemudian kita berbicara dengan hal yang mubah, yang tidak berbahaya bagi diri kita dan orang lain. Tetapi jika kita berbicara tentang sesuatu yang tidak perlukan dan tidak bermanfaat bagi diri kita , maka berarti kita menyia-nyiakan waktu, kita akan dihisab atas perbuatan lidah kita dan berarti kita telah mengganti yang lebih baik dengan yang lebih rendah. Kalau kita pergunakan waktu bicara tersebut untuk berpikir bisa jadi kita akan mendapatkan limpahan rahmat Allah SWT pada saat tafakkur sehingga sangat besar manfaatnya. Sekiranya kita memuji Allah SWT, menyebut dan mengagungkan-Nya niscaya hal itu lebih baik.

Diamnya orang mukmin hendaknya merupakan tafakkur , penglihatnnya merupakan pengambil pelajaran, dan ucapannya merupakan dzikir. Modal seorang hamba adalah waktunya. Bila dipergunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat baginya dan tidak tidak dipakai untuk menimbun pahala untuk akhirat, maka sesungguhnya kita telah menyi-nyiakan modal itu. Oleh sebab itu Rasulullah SAW bersabda,

“termasuk tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Mujahid r.hu berkata, aku mendengar Ibnu Abbas r.hu berkata, “tujuh hal lebih aku cintai ketimbang dirham yang diwakafkan, yaitu:
1.       Janganlah kamu mengatakan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kita, karena sesungguhnya ia merupakan kelebihan (dalam pembicaraan) dan kita tidak aman dari dosa.
2.       Janganlah kita mengatakan sesuatu yang bermanfaat bagi kita tetapi tidak menempatkan pada tempat (yang sesuai), karena bisa jadi orang berbicara tentang sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya tetapi dia meletakkan tidak pada tempatnya sehingga dia berdosa.
3.       Janganlah kita mendebat orang yang santun dan orang yang bodoh karena orang yang santun akan membencimu dan orang bodoh akan menyakitimu.
4.       Sebutlah saudaramu apabila tidak ada dihadapanmu dengan sesuatu yang kita juga ingin agar dia menyebutnya untuk diri kita.
5.       Maafkanlah dia dari kesalahan yang kita juga ingin dia memaafkan kita darinya.
6.       Perlakukanlah saudaramu dengan sesuatu yang kita sendiri ingin agar dia memperlakukan kita dengannya.
7.       Dan perbuatlah perbuatan seseorang yang mengetahui bahwa dirinya akan diganjar dengan kebaikan dan disiksa dengan hal yang haram.

Batasan perkataan yang tidak bermanfaat bagi kita ialah kita mengatakan suatu pembicaraan yang sekiranya kita tidak mengucapkannya maka kita tidak berdosa dan tidak membahayakan keadaan atau harta.

Termasuk dalam pembicaraan yang tidak bermanfaat bagi kita adalh kita bertanya kepada orang lain tentang sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kita, karena dengan pertanyaan itu berarti kita menyi-nyiakan waktu kita dan kita telah memaksa teman untuk menjawabnya sehingga dia pun terbawa kepada hal-hal yang sia-sia. Ini jika hal yang ditanyakan tidak mengandung penyakit, padahal sebagi abesar pertanyaan mengandung penyakit. Jika kita bertanya kepada orang lain tentang ibadah misalnya lalu kita tanyakan “apakah anda puasa?” jika dia menjawab “iya”, maka dia telah menampakkan ibadahnya sehingga ibadahnya ditutupi riya’. Jika tidak disusupi riya’ pun maka ibadahnya pun tidak dalam kategori yang rahasia, padahal ibadah yang sembunyi-sembunyi itu lebih utama beberapa derajat ketimbang ibadah terang-terangan. Jika menjawab “tidak” maka berarti dia berdusta. Jika diam saja maka dia berarti meremehkan dan menyakiti kita. Demikian juga pertanyaan kita tentang berbagai kemaksiatan, tentang setiap hal yang disembunyikan atau tentang sesuatu yang dia malu karenannya.

Obat semua hal tersebut adalah mengetahui bahwa kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap kata yang diucapkan, bahwa nafasnya adalah moral, dan lidahny adalah jaring yang bisa dipakai  untuk mendapatkan bidadari surga, sehingga menyia-nyiakan hal tersebut adalah kerugian yang nyata. Wa-allahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar