Rabu, 11 Juli 2012

Rangkuman Psikologi Pendidikan

Ini Tugas saya sebelum UAS kemarin, sengaja saya share semoga bermanfaat untuk teman-teman semua, amin.

RANGKUMAN

    Psikologi Pendidikan


Nur Indah Islamiyah
NIM: 118554***
Pendidikan Akuntansi 2011 A
Universitas Negeri Surabaya

  BAB I
PENDAHULUAN

1.     Pengertian psikologi: ilmu yang mengkaji kompleksitas manusia. Antara lain proses mental, perilaku, dan pengalaman-pengalaman yang dialaminya yang mempengaruhi dirinya sebagai individu yang utuh.
2.     Pengertian pendidikan: usaha sadar untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan dan peranannya di masa yang akan datang.
3.     Pengertian psikologi pendidikan: suatu ilmu yang menggabungkan 2 disiplin ilmu, yaitu psikologi dan pendidikan, dan terutama menekankan pada pengunaan metode-metode psikologi dalam proses belajar.
4.     Kajian psikologi pendidikan: proses pembelajaran, belajar, dan lingkungan.
5.     Tujuan psikologi pendidikan: agar para pendidik terutanma guru sekolah memiliki pengetahuan psikologi pendidikan, sehingga dapat mendidik melalui proses pembelajaran yang berdaya guna dan berhasil guna. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

1.     Pengertian pertumbuhan: hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
2.     Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
a.     Faktor sebelum lahir, contoh: kekurangan nutrisi pada janin dan ibu.
b.     Faktor saat lahir, contoh: pendarahan pada kepala bayi.
c.      Faktor setelah lahir, contoh: infeksi pada otak
d.     Fakor psikologis, contoh: kurang kasih sayang orang tua.
3.     Pengertian perkembangan: perubahan-perubahan prograsif dalam organisasi organisme, dan adaptif sepanjang hidupnya (Schneirla, 1957).
4.     Faktor yang mempengaruhi perkembangan: nurture (faktor lingkungan atau pengaruh pengasuhan) dan nature (sifat bawaan atau genetis).
5.     Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan:
a.     Hukum Cephalocoudal: pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki
b.     Hukum Proximodistal: jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.
c.      Hukum tempo dan ritme perkembangan
d.     Perkembangan terjadi dari umum ke khusus
e.      Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan.

BAB III
PERKEMBANGAN InDIVIDU

1.     Perkembangan fisik
a.     Masa kanak-kanak: hilangnya ciri-ciri erut yang menonjol, kaki dan tubuh berkembang lebih cepat dari kepala
b.     Masa pra remaja: tumbuh lebih lambat dibandingkan ketika kanak-kanak, perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulang dan kerangka.
c.      Masa remaja: mengalami pubertas (kematangan berproduksi).
2.     Perkembangan kognitif Piaget
Tahap-Tahap
Usia
Kemampuan
Sensori-motorik
0-2 tahun
Belum memiliki konsep permanensi obyek
Pra-operasional
2-7 tahun
Mampu menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan obyek ang ada di sekotarnya, berpikir masih egosentris dan terpusat.
Operasional konkrit
7-11 tahun
Mampu berpikir logis, memperhatikan lebih dari satu aspek sekaligus dan menghubungkannya, kurang egosentris, belum bisa berpikir abstrak
Operasional formal
11 tahun-dewasa
Mampu berpikir abstrak, dapat menganalisis masalah ilmiah dan menyelesaikan masalah.
3.     Perkembangan bahasa Vigotsky:
a.     Usia 1 tahun dalam waktu pendek dapat merespon kata-kata seperti ya atau tidak
b.     Usia 1,5-2 tahun menguasai 24-200 kata
c.      Masuk sekolah dasar memahami 8000 kata dan dapat menggunakan sekitar 4000 kata dalam kata-kata mereka.
4.     Perkembangan sosio-emosional:
a.     Masa kanak-kanak: tumbuh dari hubungan yang erat dengan orang tua atau pengasuh.
b.     Masa pra remaja: hubungan antar teman menjadi sangat penting.
c.      Masa remaja: cenderung berpikir tentang apa yang terjadi pada pikiran seseorang dan mempelajari dirinya sendiri.
5.     Perkembangan moral Piaget:
a.     Heteronomous morality: anak-anak tunduk pada peraturan yang berlaku tanpa penilaian dan penalaran, semata-mata menghindari hukuman.
b.     Autonomous morality: 7-12 tahun, menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya.


BAB IV
TEORI-TEORI BELAJAR

1.     Behaviorisme: manusia bagaikan kertas kosong sehingga dapat diubah sesuai keinginan si pengbah, manusia itu pasif. Kajian dari teori ini adalah benda-benda atau hal-hal yang diamati secara langsng , yaitu rangsangan/stimulus dan respon.
2.     Tokoh aliran behaviorisme:
a.     Teori Pavlov: belajar responden.
b.     Teori Thorndike: belajar sebagai proses pemecahan masalah, pelajar harus diberi persoalan.
c.      Teori Skinner: tteori belajar operant conditioning, reinforcemen sebagai unsur penting dalam belajar, menekankan hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya.
3.     Kognitif: belajar adalah hasil dari usaha kita untuk dapat mengerti dunia.
4.     Tokoh aliran kognitif:
a.     Teori Observational Learning Bandura: belajar melalui pengamatan
b.     Teori Discovery Learning Bruner: inti dari belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan melakukan transformasi informasi secara aktif
c.      Teori Reception Learning David Ausubel: siswa membutuhkan motivasi eksternal dalam mengerjakan tugas-tugas kognitif, yang paling penting dalam mempengaruhi belajar adalah apa yang diketahui siswa.
d.     Teori Belajar Konstruktif dan Kooperatif: Piaget dan Viotsky menyarankan untuk belajar kelompok dengan kemampuan anggota yang berbeda untuk mengupayakan perubahan konseptual.
e.      Belajar Tuntas: pola pengajaran terstruktur yang bertujuan untuk mengadaptasi pengajaran klasikal dengan memberi perhatian yang berbeda antar siswa, terutama kecepatan dalam belajar.
5.     Humanistik: tiap individu memiliki tujuan subyektif mereka sendiri.

6.     Tokoh-tokoh Humanistik:
a.     Arthur Combs: yang penting dari suatu pengajaran adalah bagaimana membawa siswa untuk memeproleh makna bagi dirinya sendiri.
b.     Abraham Maslow: teori kebutuhan yang digambarkan dalam piramid, puncak piramid adalah aktualisasi diri.
c.      Carl Roger: pendidikan seharusnya mencoba untuk membuat belajar dan mengajar lebih manusiawi, personal, dan berarti.


BAB V
BELAJAR

1.     Pengertian belajar: tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan kognitif.
2.     Tujuan belajar: mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku, mengubah kebiasaan buruk menjadi baik, mengubah sikap negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, meningkatkan keterampilan atau kecakapan, menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
3.     Ciri-ciri belajar: perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat aktif dan positif, perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, perubahan mencakup selurh tingkah laku.
4.     Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:
a.     Faktor dari luar diri pelajar: contoh: keadaan udara, suhu, tempat, waktu, cuaca, alat-alat yang digunakan, dan sebagainya.
b.     Faktor dari dalam diri pelajar: intelegensi/kecerdasan, aptitude/bakat, emosi, motif, kebutuhan, dan motivasi.


BAB VI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1.     Tuna grahita: anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual jauh di bawah rata-rata sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, sehingga membutuhkan layanan khusus.
2.     Penggolongan tuna grahita: tuna grahita ringan (IQ 70-55), tuna grahita sedang (IQ 55-40), tuna grahita berat (IQ 40-25), tuna grahita berat sekali (IQ <25).
3.     Anak-anak cacat fisik: cacat yang disebabkan oleh kecelakaan dan cacat fisik yang dibawa sejak dalam kandungan.
4.     Anak berkebutuhan khusus karena kesulitan menggunakan bahasa dalam komunikasi:
a.     Disleksia: kesulitan yang berhubungan dengan kata-kata atau simbol-simbol tulis.
b.     Disgrafia: kesulitan menulis.
c.      Diskalkulia: kesulitan menghitung.
d.     Lamban elajar: memiliki nilai rata-rata pelajaran <6 dan hasil tes IQ berkisar 70-90.
e.      Gangguan emosi dan perilaku
f.       Gangguan komunikasi.
g.     Gangguan gerakan anggota tubuh.
5.     Anak berkebutuhan khusus karena gangguan panca indera:
a.   Tuna netra: anak yang mengalami gangguan penglihatan, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, meski telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus namun tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
b.  Tuna rungu: anak yang mengalami gangguan pendengaran sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
c.   Tuna daksa: anak yang mengalami kelainan yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sehingga memerlukan kebutuhan khusus.
6.     Anak berbakat / anak “gifted”: mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional, dimana anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol, memberikan prestasi yang tinggi .
7.     Tanda-tanda anak berbakat: kemampuan intelegensi sangat tinggi (IQ>120), bakat istimewa dalam bidang tertentu (bahasa, matematika, seni, dll), kreativitas yang tinggi saat berfikir, kemampuan memimpin yang menonjol, prestasi istimewa di bidang seni atau lainnya,
8.     Pelayanan bagi anak berbakat: menyelenggarakan program akselerasi, home-schooling, menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual, membangun kelas khusus, mentorship.
9.     The Three Rings Conception of Renzulli: menyatakan ciri-ciri anak berbakat ada 3, yaitu: kemampuan di atas rata-rata, tanggung jawab pada tugas, dan kreatifitas.

 
BAB VII
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

1.     Pengertian diagnosis kesulitan belajar: suatu proses upaya untuk memahami janis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun berbagai informasi selengkap mungkin sehingga mempermudah dalam mengambil kesimpulan guna mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.
2.     Jenis-jenis kesulitan belajar: gangguan perhatian pada-anak, distrakbilitas, implusif (bertindak tanpa mempehatikan akibat), kurang ulet, selalu berubah, inkoordinasi (sulit melakukan kegiatan motorik halus).
3.     Mengidentifikasi kasus kesulitan belajar: metode criterion referenced (dengan menetapkan nilai batas lulus) dan metore norm references (membandingkan nilai prestasi masing-masing siswa dengan nilai rata-rata kelas)
4.     Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar (menurut Burton, 1952):
a.     Faktor dari dalam: kelemahan fisik (cacat, sakit), kelemahan mental (cacat mental, kurang semangat), kelemahan emosional (rasa tidak aman, phobia), kebiasaan yang salah, tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan (membaca, menghitung, dsb)
b.     Faktor dari luar: kurikulum yang seragam, bahan dan buku sumber tidak sesuai dengan kematangan, beban belajar-mengajar terlalu berat bagi siswa dan guru, populasi siswa terlalu besar dalam kelas, terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstra, kurang gizi.
5.     Penyelesaian kasus kesulitan belajar:
a.     Hyperlink dan multimedia
b.     Akomodasi ruang kelas: melengkapi ruang kelas pada umumnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa.


BAB VIII
BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)

1.     Pengertian bimbingan: proses bantuan yang bertujuan agar seseorang / kelompok orang yang dibimbing mampu menghadapi tugas-tugas perkembangan hidupnya secara sadar dan bebas, mewujudkan kesadaran dan kebebasan itu dalam membuat plihan-pilihan secara bijaksana, serta mengambil tindakan penyesaian diri secara memadai.
2.     Pengertian konseling: serangkaian kegiatan paling pokok bimbingan dalam usaha membantu klien secara tatap muka, dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khuus. (Andi Mapiare, 1984)
3.     Tujuan BK secara umum: membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.
4.     Tujuan BK secara khusus: membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier.
5.     Fungsi BK:
a.     Fungsi pemahaman: menghasilkan pemahaman peserta didik tentang diri dan lingkungnnya.
b.     Fungsi pencegahan: mencegah siswa menemui permasalahan yang mengganggu perkembangannya.
c.      Fungsi perbaikan: membantu peserta didik mengatasi masalah yang dihadapi.
d.     Fungsi pemeliharaan: menjaga perilaku peserta didik yang sudah baik agar tidak rusak kembali
e.      Fungsi pengembangan: mengembangkan potensi siswa.
f.       Fungsi penyaluran: membantu siswa merencanakan karier.
g.     Fungsi penyesuaian: membantu siswa menyesuaikan diri.
h.     Fungsi adaptasi: membantu staf sekolah mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.
6.     Prinsip BK: bimbingan berfungsi untuk membantu siswa memecahkan masalah, bimbingan hendaknya befokus pada individu yang dibimbing, bimbingan diarahkan pada individu yang memiliki karakteristik tersendiri sehingga dibutuhkan pemahaman keberagaman siswa oleh siswa, jika masalah tidak dapat diselesaikan tim BK sebaiknya dilimahkan pada ahlinya atau pihak yang berwenang, kegiatan BK dimulai dengan identifikasi kebutuhan siswa, bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai kebutuhan siswa, pelaksanaan Bk hendaknya dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan dapat bekerja sama dengan lembaga uar yang relevan, ada evaluasi untuk hasil kegiatan BK.
7.     Asas BK: kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan, dan tut wuri handayani.
8.     Jenis-jenis layanan dalam BK:
a.     Layanan orientasi: memberi pemahaman pada siswa baru tentang lingkungan sekolah.
b.     Layanan informasi: membekali orang lain dengan informasi sesuai kebuuhan untuk mengembangkan diri.
c.      Layanan penempatan: membantu siswa memilih berbagi program sekolah, ekstrakurikuler, penjurusan, dll.
d.     Layanan pembelajaran: membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang baik.
e.      Layanan konseling perorangan.
f.       Layanan bimbingan kelompok.
g.     Layanan konseling kelompok.


Daftar Pustaka:
.                   Nursalim, Mochamad dkk .2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.

n (membantu siswa merencanakan karier), fungsi penyesuaian (membantu siswa menyesuaikan diri), fungs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar